Tindak Tutur

Klasifikasi Tindak Ilokusi

        Tindak ilokusi mempunyai beraneka ragam fungsi dalam praktek kehidupan sehari-hari. Pada tingkat yang paling umum fungsi ilokusi dapat dibagi menjadi empat jenis sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat. Klasifikasi keempat jenis fungsi-fungsi ilokusi tersebut, yaitu:
1.    Kompetitif (competitif)
Tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial, misalnya: memerintah, meminta, menuntut, mengemis dan sebagainya.
2.    Konvivial (menyenangkan)
Tujuan ilokusi sejalan atau bertepatan dengan tujuan sosial, misalnya: menawarkan, mengajak, mengundang, menyambut, menyapa, mengucap terima kasih, mengucap selamat.
3.    Kolaboratif (bekerja sama)
Tujuan ilokusi tidak mengacuhkan atau menghiraukan tujuan sosial atau biasa-biasa terhadap tujuan sosial, misalnya: menuntut, memaksakan, melaporkan, mengumumkan, menginstruksikan, memerintahkan, dan mengajarkan.
4.    Konfliktif (bertentangan)
Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial, misalnya: mengancam, menuduh, mengutuk, menyumpahi, menegur, mencerca, dan memarahi.

    Keempat ilokusi di atas merupakan pengklasifikasian tindak ilokusi berdasarkan fungsi sedang pengklasifikasian tindak ilokusi berdasarkan kriteria sebagaimana yang diungkap oleh seorang ahli yaitu J.R. Searle (1979), ia membaginya menjadi lima jenis, yaitu:
1.    Asertif
Pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkap, misalnya: menyatakan, mengusulkan, membuat, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. Dari segi sopan santun, ilokusi-ilokusi ini cenderung netral yaitu termasuk kategori bekerja sama. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian, misalnya: membanggakan/menyombongkan yang pada umumnya dianggap tidak sopan. Dari segi semantik, ilokusi asertif ini bersifat proposisional.
2.    Direktif
Ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya: memesan. Memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat. Jenis ilokusi ini sering dimasukkan dalam kategori kompetitif karena juga mencakup kategori-kategori ilokusi yang membutuhkan sopan santun negatif. Namun di pihak lain terdapat juga ilokusi direktif (seperti mengundang) yang secara intrinsik memang sopan. Agar ilokusi direktif tidak dikacaukan dengan ilokusi langsung dan tak langsung digunakan istilah impositif khususnya untuk mengacu pada ilokusi kompetitif pada kategori direktif ini.
3.    Komisif
Pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya: menjanjikan, menawarkan, memanjatkan (doa). Jenis ilokusi ini cenderung menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan petutur.
4.    Ekspresif
Fungsi ilokusi ini adalah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belasungkawa dan sebagainya.
5.    Deklarasi
Berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi sengan realitas, misalnya: mengundurkan diri, membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/membuang, mengangkat (pegawai) dan sebagainya.